Kesehatan merupakan aset kekayaan yang tidak ternilai. Ketika nikmat sehat dicabut oleh Allah SWT, maka manusia rela mencari pengobatan dengan biaya mahal bahkan ketempat yang jauh sekalipun. Sayangnya hanya sedikit orang yang perduli dan memelihara nikmat sehat yang Allah SWT telah anugerahkan sebelum dicabut kembali oleh Nya.
Rasulullah saw pernah bersabda “Dua nikmat yang sering kali manusia tertipu oleh keduanya, yaitu Kesehatan dan Waktu Luang” (HR Bukhari, Imam Achmad dan Imam Turmudzi).
Dalam hadist lain disebutkan Rasulullah saw bersabda, “Nikmat yang pertama kali akan ditanyakan kepada seorang hamba pada hari kiamat kelak adalah ketika dikatakan kepadanya, bukankah Aku telah menyehatkan badanmu serta memberimu minum dengan air yang dingin?”(HR Turmudzi dan Hakim).
Menurut Indra Kusumah SKL, S. Psi dalam bukunya “Panduan Diet ala Rasulullah” kesehatan sering dilupakan, padahal ia seakan-akan bisa diumpamakan sebagai mahkota yang indah diatas kepala orang-orang sehat yang tidak bisa dilihat kecuali oleh orang yang sakit.
Dalam berbagai aktivitas dan pola kehidupan Rasulullah memang sudah dirancang oleh Allah SWT , sebagai uswah hasanah (contoh teladan yang baik) bagi semua manusia. Teladan ini mencakup berbagai aspek kehidupan manusia termasuk pola makan yang bermuara pada kesehatan tubuh secara keseluruhan.
Sepintas masalah makan ini tampak sederhana namun ternyata dengan pola makan yang dicontohkan oleh Rasulullah saw terbukti beliau memiliki tubuh yang sehat, kuat dan bugar.
Rasulullah saw bersabda,” Kami adalah kaum yang yang tidak makan kecuali sudah betul-betul lapar dan apabila makan kami berhenti sebelum kenyang”.
Dikenal ada dua bentuk pengobatan, yaitu:
1. Ath thib Al wiqo'i (pengobatan sebelum sakit atau preventif)
2. Ath thib al'ilaji (pengobatan setelah jatuh sakit)
Dengan mencontoh pola makan Rasulullah saw kita menjalani terapi pencegahan /preventif dengan makanan (attadawi bil ghidza).
Prof. Dr. Musthofa Rimadhon memberikan beberapa gambaran pola hidup sehat Rasulullah saw berdasarkan beberapa riwayat yang bisa dipercaya:
Rasulullah saw pernah bersabda “Dua nikmat yang sering kali manusia tertipu oleh keduanya, yaitu Kesehatan dan Waktu Luang” (HR Bukhari, Imam Achmad dan Imam Turmudzi).
Dalam hadist lain disebutkan Rasulullah saw bersabda, “Nikmat yang pertama kali akan ditanyakan kepada seorang hamba pada hari kiamat kelak adalah ketika dikatakan kepadanya, bukankah Aku telah menyehatkan badanmu serta memberimu minum dengan air yang dingin?”(HR Turmudzi dan Hakim).
Menurut Indra Kusumah SKL, S. Psi dalam bukunya “Panduan Diet ala Rasulullah” kesehatan sering dilupakan, padahal ia seakan-akan bisa diumpamakan sebagai mahkota yang indah diatas kepala orang-orang sehat yang tidak bisa dilihat kecuali oleh orang yang sakit.
Dalam berbagai aktivitas dan pola kehidupan Rasulullah memang sudah dirancang oleh Allah SWT , sebagai uswah hasanah (contoh teladan yang baik) bagi semua manusia. Teladan ini mencakup berbagai aspek kehidupan manusia termasuk pola makan yang bermuara pada kesehatan tubuh secara keseluruhan.
Sepintas masalah makan ini tampak sederhana namun ternyata dengan pola makan yang dicontohkan oleh Rasulullah saw terbukti beliau memiliki tubuh yang sehat, kuat dan bugar.
Rasulullah saw bersabda,” Kami adalah kaum yang yang tidak makan kecuali sudah betul-betul lapar dan apabila makan kami berhenti sebelum kenyang”.
Dikenal ada dua bentuk pengobatan, yaitu:
1. Ath thib Al wiqo'i (pengobatan sebelum sakit atau preventif)
2. Ath thib al'ilaji (pengobatan setelah jatuh sakit)
Dengan mencontoh pola makan Rasulullah saw kita menjalani terapi pencegahan /preventif dengan makanan (attadawi bil ghidza).
Prof. Dr. Musthofa Rimadhon memberikan beberapa gambaran pola hidup sehat Rasulullah saw berdasarkan beberapa riwayat yang bisa dipercaya:
- Asupan awal kedalam tubuh Rasulullah saw adalah udara segar pada waktu subuh, beliau bangun sebelum subuh dan melaksanakan qiamul lail. Menurut para pakar kesehatan udara malam sepertiga terakhir sangat kaya dengan oksigen dan belum terkontaminasi sehingga sangat bermanfaat untuk optimalisasi metabolisme tubuh dan hal ini akan berpengaruh besar terhadap vitalitas seseorang dalam aktivitasnya.
- Di pagi hari Rasulullah saw menggunakan siwak untuk menjaga kesehatan mulut dan gigi yang sangat berperan dalam konsumsi makanan. Kalau mulut dan gigi sakit, konsumsi makanan pun akan terganggu.
- Rasulullah saw membuka sarapan paginya dengan segelas air dingin yang dicampur dengan sesendok madu. Khasiatnya luar biasa, menurut Al Qur'an madu merupakan syifaa (obat) isim nakhiroh (menyeluruh) atas berbagai penyakit. Madu berfungsi untuk antara lain : Membersihkan lambung, Mengaktifkan usus, Menyembuhkan sembelit, Menyembuhkan wasir, Menyembuhkan peradangan.
- Memasuki waktu Dhuha, Rasulullah saw senantiasa mengkonsumsi tujuh butir kurma ajwa. Rasulullah saw pernah bersabda:” Barang siapa yang makan tujuh butir kurma, akan terhindar dari racun ”.
- Menjelang sore hari, menu Rasulullah saw biasanya adalah cuka dan minyak zaitun, selain itu beliau juga mengkonsumsi makanan pokok seperti roti.
- Di malam hari Rasulullah saw menu utamanya adalah sayur-sayuran. Secara umum, sayuran memiliki kandungan zat dan fungsi yang sama yaitu menguatkan daya tahan tubuh dan melindungi dari serangan penyakit.
- Sesudah makan malam Rasulullah saw tidak langsung tidur tetapi belaiu beraktivitas dulu supaya makanan yang dikonsumsi masuk lambung dengan cepat dan baik sehingga mudah dicerna. Rasulullah saw bersabda:” Cairkan makanan kalian dengan dengan berdzikir kepada Allah SWT dan shalat serta janganlah kalian langsung tidur setelah makan karena dapat membuat hati kalian menjadi keras “ (HR Abu Nu'aim dari Aisyah r.a).
- Disamping menu wajib diatas, ada beberapa makanan yang disukai Rasulullah saw tetapi tidak rutin dikonsumsi, antara lain : Tsarid yaitu campuran roti dan daging dengan kuah air masak, Buah yaqthin atau labu air yang terbukti bisa mencegah penyalkit diabetes, Anggur dan Hilbah (susu).
- Berdasarkan riwayat, Aisyah r.a. pernah mengatakan, “ Dahulu Rasulullah saw tidak pernah mengenyangkan perutnya dengan dua jenis makanan. Ketika sudah kenyang dengan roti, beliau tidak akan makan kurma, dan ketika sudah kenyang dengan kurma, beliau tidak akan makan roti”. Penelitian membuktikan bahwa berkumpulnya makanan dalam perut telah melahirkan bermacam penyakit. Untuk itu, sangat penting bagi kita dalam mengkombinasikan makanan (food combining) dengan baik.
- Rasulullah pun tidak memakan dua jenis makanan panas atau dingin secara bersamaan. Beliau juga tidak makan ikan dan daging dalam waktu bersamaan. Ikan dan daging merupakan sumber protein, sehingga tidak dianjurkan oleh Rasulullah untuk mengkonsumsinya pada waktu bersamaan. Begitupun menurut pakar Food Combining yang menyatakan bahwa kombinasi ikan dan daging kurang baik.
- Inti pola konsumsi Rasulullah adalah menghindari isrof (berlebihan) dalam makan dan minum. Beliau tidak pernah melakukan idkhol at thoam ‘ala thoam (makan lagi sesudah kenyang). Prof. Dr. Musthofa menekankan bahwa assyab’u (kenyang) bukanlah al imtila’ (memenuhi perut dengan makanan. Kenyang yang sebenarnya adalah tercukupinya tubuh oleh zat-zat yang dibutuhkannya sesuai dengan proporsi dan ukurannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.