Nama manusia umumnya terbagi kepada nama depan dan nama keluarga (marga), contohnya Ali Wijaya, di mana Ali adalah nama depan sedangkan Wijaya adalah marganya. Maskipun begitu, ada pula budaya-budaya yang tidak mengenal konsep tersebut. Ada pula nama panggilan yang merupakan nama khusus yang digunakan dalam bersosialisasi.
Struktur Nama
Ada banyak cara untuk menyusun suatu nama, tergantung dari budaya setempat dan bahasa setempat dan biasanya merupakan kombinasi dari :
Struktur Nama
Ada banyak cara untuk menyusun suatu nama, tergantung dari budaya setempat dan bahasa setempat dan biasanya merupakan kombinasi dari :
- nama pemberian/nama depan (unik untuk setiap anak)
- nama keluarga (unik untuk setiap keturunan dari garis laki-laki
- nama tengah (untuk membedakan nama pemberian yang sama dari satu keluarga)
- nama akhir (nama pemberian yang diletakkan setelah nama depan)
- nama ayah
- nama ibu
- nama gadis (nama keluarga ibu sebelum menikah)
- nama keluarga kakek dari ayah (=nama keluarga)
- nama keluarga nenek dari ayah (=nama gadis nenek dari ayah)
- nama keluarga kakek dari ibu (=nama gadis ibu)
- nama keluarga nenek dari ibu (=nama gadis nenek dari ibu)
- nama baptis
- nama kota (biasanya di Eropa/Amerika)
- nama pekerjaan (biasanya di Eropa/Amerika)
- nama warna (biasanya di Eropa/Amerika)
Penerjemahan nama
Dalam penerjemahan nama, ada beberapa cara untuk menuliskan nama asing di dalam bahasa apapun. Tiga yang utama adalah :
Dalam penerjemahan nama, ada beberapa cara untuk menuliskan nama asing di dalam bahasa apapun. Tiga yang utama adalah :
- Nama yang digunakan tidak diubah (dalam kasus bahasa-bahasa yang memiliki cara penulisan yang sama). Misalnya, nama 'Felipe' di dalam bahasa Spanyol tetap ditulis sebagai 'Felipe' di dalam bahasa Indonesia, atau 靑木 (dibaca: Aoki) dalam bahasa Jepang tetap ditulis sebagai 靑木 (dibaca: Qīngmù) dalam bahasa Tionghoa. Walaupun secara tertulis sama, namun pengucapannya dapat berbeda.
- Transliterasi: mengubah representasi fonetik nama aslinya ke dalam sistem aksara yang berbeda. Misalnya, 'Горбачёв' di dalam bahasa Rusia ditransliterasikan menjadi 'Gorbachev' di dalam bahasa Indonesia, 靑木 (hiragana: あおき) di dalam bahasa Jepang ditransliterasikan menjadi 'Aoki' di dalam bahasa Indonesia.
- Terjemahan: mengartikan nama aslinya. Misalnya 'Huang-di', (黃帝/黄帝 huángdì) di dalam bahasa Tionghoa diterjemahkan menjadi Kaisar Kuning di dalam bahasa Indonesia.
Masih ada banyak cara lagi untuk menerjemahkan nama asing. Contohnya, pada bahasa-bahasa di Eropa (dan Indonesia) ada kebiasaan untuk menyamakan nama-nama dari bahasa yang berbeda yang berasal dari akar yang sama (keluarga nama). Ketika merujuk pada raja-raja Spanyol zaman dahulu, nama 'Felipe' diubah menjadi 'Philip' dalam bahasa Inggris (dan Indonesia), nama 'Carl' dalam bahasa Jerman diubah menjadi 'Charles' dalam bahasa Perancis, dst.
Nama juga dapat dipinjam melalui bahasa ketiga, contohnya nama tempat 'Köln' di Jerman dipinjam ke dalam bahasa Inggris melalui nama Perancisnya, 'Cologne'. Di dalam budaya Tionghoa, orang asing dapat membuat nama Tionghoa yang berbeda dari (walaupun seringkali didasarkan atas) nama aslinya. Demikian pula sebaliknya, orang Tionghoa banyak yang menggunakan nama-nama Barat, atau dalam kasus Indonesia, nama Tionghoa yang diindonesiakan.
Nama juga dapat dipinjam melalui bahasa ketiga, contohnya nama tempat 'Köln' di Jerman dipinjam ke dalam bahasa Inggris melalui nama Perancisnya, 'Cologne'. Di dalam budaya Tionghoa, orang asing dapat membuat nama Tionghoa yang berbeda dari (walaupun seringkali didasarkan atas) nama aslinya. Demikian pula sebaliknya, orang Tionghoa banyak yang menggunakan nama-nama Barat, atau dalam kasus Indonesia, nama Tionghoa yang diindonesiakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.