Mungkin belakangan ini pembaca mulai banyak mendengar istilah “cloud computing”. Tentunya kalau objektifnya membeli software & hardware untuk Cloud Computing secara profesional akan lumayan mahal bagi Usaha Kecil dan Menengah di Indonesia.
Pada masa lalu, biasanya kita akan membuat sebuah server dari satu buah PC yang di instalasi software server yang kita butuhkan. Untuk beban yang besar, kita biasanya akan mempersiapkan spek server yang baik misalnya menggunakan processor Xeon 8 core dengan memory belasan Gbyte.
Dengan semakin baiknya kemampuan processor, kadang kala kita merasa kapasitas processor terlalu besar. Untuk memanfaatkan kapasitas berlebih yang ada mulailah di kembangkan teknik-teknik virtualisasi. Di dunia open source, kita mengenal beberapa aplikasi virtualisasi seperti libvirt atau virtualbox.
Dengan semakin besarnya kebutuhan untuk memberikan layanan, terutama akan sangat terasa pada perusahaan yang besar, ISP, layanan hosting, akan sangat pusing jika disain layanan di batasi oleh hardware sebuah PC saja. Akan sangat bermanfaat jika kita dapat menambahkan kapasitas tanpa perlu pusing menambahkan hardware ke sistem yang sedang berjalan. Kalau bisa perlu pusing, cukup install sebuah software / sistem operasi di komputer yang di masukan ke jaringan. Secara instan akan menambah kapasitas processor, memory maupun harddisk yang di perlukan secara automatis. Pernah terpikir kita bisa mempunyai server dengan kekuatan Xeon 80 core, memory ratusan Gbyte, harddisk Petta byte?? Gilanya, user dapat melihat-nya sebagai satu buah server saja tanpa tahu bahwa itu di bangun dari banyak server yang tersambung ke sebuah cloud.
Dulu hal ini tampaknya sangat abstrak sekali, pada hari ini tampaknya kita mulai melihat realisasi yang menarik tentang ini. Kunci utama-nya adalah Ubuntu Enterprise Cloud (UEC) yang dapat di download gratis dari http://www.ubuntu.com/server/get-ubuntu/download. UEC merupakan salah satu jenis Ubuntu Server yang menjalankan aplikasi eucalyptus yang di rancang untuk mengontrol infratruktur server cloud.
Untuk experimen Private Cloud Server, kita membutuhkan paling tidak dua (2) buah Server. Satu berfungsi sebagai Clould Controller yang lain berfungsi sebagai Node Controller. Kita dapat menambahkan Noce Controller dengan mudah jika dibutuhkan tambahan kapasitas.
Detail proses instalasi & experimen Cloud bisa di lihat di http://opensource.telkomspeedy.com/wiki/index.php/Ubuntu_Enterprise_Cloud terutama di bagian Ubuntu Enterprise Cloud: Eucalyptus Beginner’s Guide yang sedang saya tulis.
Minimum konfigurasi server yang digunakan adalah
Processor, Multicore, 1GHz
Processor mempunyai kemampuan Virtualization Technology (VT).
Memory 1Gbyte
Harddisk 40Gbyte
Secara umum proses instalasi pada Cloud Controller tidak banyak dan hampir semua automatis, yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut:
Boot server menggunakan CD Ubuntu Server 10.04. Pada menu boot grafis, pilih “Install Ubuntu Enterprise Cloud” dan lanjutkan dengan langkah dasar instalasi.
Proses instalasi hanya mengijinkan kita untuk mengkonfigurasi IP address untuk salah satu interface saja. Lakukan itu untuk eth0.
Kita perlu memilih beberapa pilihan untuk UEC pada saat proses instalasi:
Cloud Controller Address – Kosongkan ini, karena server1 adalah Cloud Controller pada setup ini.
Cloud Installation Mode – Pilih ‘Cloud controller’, ‘Walrus storage service’, ‘Cluster controller’ dan ‘Storage controller’.
Network interface untuk komunikasi dengan nodes – eth1
Eucalyptus cluster name, misalnya, myueccluster
Eucalyptus IP range, misalnya, 192.168.10.200-192.168.10.220
Secara umum proses instalasi pada Node Controller tidak banyak dan hampir semua automatis, yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut:
Boot Server menggunakan CD Ubuntu Server 10.04 CD. Pada menu grafis, pilih “Install Ubuntu Enterprise Cloud” dan lanjutkan dengan langkah instalasi dasar.
Instalasi hanya mengijinkan kita utuk menset IP address untuk satu interface. Lakukan untuk eth0 dan set agar IP address-nya adalah 192.168.20.2
Anda akan membutuhkan beberapa konfigurasi untuk UEC pada saat proses instalasi. Kita dapat mengabaikan banyak konfigurasi lainnya, kecuali yang berikut:
Cloud Controller Address – 192.168.20.1
Cloud Installation Mode – pilih ‘Node Controller’
Gateway – 192.168.20.1 ( IP address CC )
Masih ada beberapa langkah lagi yang perlu dilakukan yaitu membuat image sistem operasi untuk server pelanggan, memasukan image tersebut ke cloud dan mengaktifkan image dalam cloud secara virtual. Hal ini bisa dilakukan menggunakan interface web atau menggunaka command line interface.
Pada masa lalu, biasanya kita akan membuat sebuah server dari satu buah PC yang di instalasi software server yang kita butuhkan. Untuk beban yang besar, kita biasanya akan mempersiapkan spek server yang baik misalnya menggunakan processor Xeon 8 core dengan memory belasan Gbyte.
Dengan semakin baiknya kemampuan processor, kadang kala kita merasa kapasitas processor terlalu besar. Untuk memanfaatkan kapasitas berlebih yang ada mulailah di kembangkan teknik-teknik virtualisasi. Di dunia open source, kita mengenal beberapa aplikasi virtualisasi seperti libvirt atau virtualbox.
Dengan semakin besarnya kebutuhan untuk memberikan layanan, terutama akan sangat terasa pada perusahaan yang besar, ISP, layanan hosting, akan sangat pusing jika disain layanan di batasi oleh hardware sebuah PC saja. Akan sangat bermanfaat jika kita dapat menambahkan kapasitas tanpa perlu pusing menambahkan hardware ke sistem yang sedang berjalan. Kalau bisa perlu pusing, cukup install sebuah software / sistem operasi di komputer yang di masukan ke jaringan. Secara instan akan menambah kapasitas processor, memory maupun harddisk yang di perlukan secara automatis. Pernah terpikir kita bisa mempunyai server dengan kekuatan Xeon 80 core, memory ratusan Gbyte, harddisk Petta byte?? Gilanya, user dapat melihat-nya sebagai satu buah server saja tanpa tahu bahwa itu di bangun dari banyak server yang tersambung ke sebuah cloud.
Dulu hal ini tampaknya sangat abstrak sekali, pada hari ini tampaknya kita mulai melihat realisasi yang menarik tentang ini. Kunci utama-nya adalah Ubuntu Enterprise Cloud (UEC) yang dapat di download gratis dari http://www.ubuntu.com/server/get-ubuntu/download. UEC merupakan salah satu jenis Ubuntu Server yang menjalankan aplikasi eucalyptus yang di rancang untuk mengontrol infratruktur server cloud.
Untuk experimen Private Cloud Server, kita membutuhkan paling tidak dua (2) buah Server. Satu berfungsi sebagai Clould Controller yang lain berfungsi sebagai Node Controller. Kita dapat menambahkan Noce Controller dengan mudah jika dibutuhkan tambahan kapasitas.
Detail proses instalasi & experimen Cloud bisa di lihat di http://opensource.telkomspeedy.com/wiki/index.php/Ubuntu_Enterprise_Cloud terutama di bagian Ubuntu Enterprise Cloud: Eucalyptus Beginner’s Guide yang sedang saya tulis.
Minimum konfigurasi server yang digunakan adalah
Processor, Multicore, 1GHz
Processor mempunyai kemampuan Virtualization Technology (VT).
Memory 1Gbyte
Harddisk 40Gbyte
Secara umum proses instalasi pada Cloud Controller tidak banyak dan hampir semua automatis, yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut:
Boot server menggunakan CD Ubuntu Server 10.04. Pada menu boot grafis, pilih “Install Ubuntu Enterprise Cloud” dan lanjutkan dengan langkah dasar instalasi.
Proses instalasi hanya mengijinkan kita untuk mengkonfigurasi IP address untuk salah satu interface saja. Lakukan itu untuk eth0.
Kita perlu memilih beberapa pilihan untuk UEC pada saat proses instalasi:
Cloud Controller Address – Kosongkan ini, karena server1 adalah Cloud Controller pada setup ini.
Cloud Installation Mode – Pilih ‘Cloud controller’, ‘Walrus storage service’, ‘Cluster controller’ dan ‘Storage controller’.
Network interface untuk komunikasi dengan nodes – eth1
Eucalyptus cluster name, misalnya, myueccluster
Eucalyptus IP range, misalnya, 192.168.10.200-192.168.10.220
Secara umum proses instalasi pada Node Controller tidak banyak dan hampir semua automatis, yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut:
Boot Server menggunakan CD Ubuntu Server 10.04 CD. Pada menu grafis, pilih “Install Ubuntu Enterprise Cloud” dan lanjutkan dengan langkah instalasi dasar.
Instalasi hanya mengijinkan kita utuk menset IP address untuk satu interface. Lakukan untuk eth0 dan set agar IP address-nya adalah 192.168.20.2
Anda akan membutuhkan beberapa konfigurasi untuk UEC pada saat proses instalasi. Kita dapat mengabaikan banyak konfigurasi lainnya, kecuali yang berikut:
Cloud Controller Address – 192.168.20.1
Cloud Installation Mode – pilih ‘Node Controller’
Gateway – 192.168.20.1 ( IP address CC )
Masih ada beberapa langkah lagi yang perlu dilakukan yaitu membuat image sistem operasi untuk server pelanggan, memasukan image tersebut ke cloud dan mengaktifkan image dalam cloud secara virtual. Hal ini bisa dilakukan menggunakan interface web atau menggunaka command line interface.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.