Jumat, 30 Maret 2012

Pernak Pernik Dunia Prosesor

Berawal di tahun 1936, Konrad Zuse mengembangkan komputer Z1 yang merupakan komputer pertama yang dapat di program secara bebas. Tonggak sejarah berlanjut di Hardvard pada tahun 1944, Howard Aiken & Grace Hopper mengembangkan Harvard Mark I Computer.  Akhirnya komputer ENIAC 1 yang terdiri dari 20,000 tabung elektronik memenuhi ruangan yang cukup besar dibuat oleh John Presper Eckert & John W. Mauchly di tahun 1946. Di masa perang dunia ke dua tersebut, konsep prosesor di kembangkan dengan mengandalkan tabung elektronik yang membutuhkan ruang yang besar.

Dengan di temukannya transistor di tahun 1947 di Bell Labs, Amerika Serikat, dan kemudian rangkaian terintegrasi yang dikenal sebagai “chip” di tahun 1958 oleh Jack Kilby dan Robert Noyce, dunia komputer mengalami perkembangan yang amat sangat pesat karena dimungkinkan mengemas demikian banyak sakelar dalam sebuah keping silikon yang kecil seluas beberapa milimeter persegi.

Otak sebuah komputer biasanya dikenal sebagai pemroses data (prosesor), karena bentuknya yang kecil lebih sering di sebut sebagai prosesor mikro, atau mikroprosesor. Faggin, Hoff dan Mazor dari Intel di tahun 1971 mengembangkan mikroprosesor pertama di dunia, dan diberi kode Intel 4004. Pada saat itu, Intel 4004 masih belum memasuki dunia komputer desktop. Komputer mikro Apple I, II, TRS 80 mulai bermunculan di tahun 1976-77-an, dengan memory 64Kbyte, monitor televisi sederhana, penemuan jenius yang berawal dari garasi ternyata dikemudian hari akan menyapu bersih konsep-konsep komputer mainframe yang waktu itu di monopoli oleh IBM.

Intel dengan prosesor mikro Intel 8088 bekerjasama dengan IBM mengembangkan IBM PC/XT di tahun 1981. Di tahun yang sama (1981), Microsoft mengembangkan sistem operasi MS-DOS untuk mengawaki IBM PC/XT tersebut. Salah satu terobosan terbesar yang dilakukan oleh IBM adalah membuka seluruh rangkaian-nya di manual komputer tersebut. Akibatnya banyak sekali perusahaan-perusahaan yang menjiplak IBM PC/XT yang di kemudian hari di kenal sebagai komputer jangkrik.

Pasangan Intel dan Microsoft demikian kuat untuk menentukan arah perkembangan dunia komputer. Saingan terberat mereka di awal perkembangannya adalah komputer Apple. Sejarah membuktikan bahwa kombinasi yang erat antara pembuat perangkat keras (Intel) dan perangkat lunak (Microsoft) sangat menentukan dalam proses penguasaan pasar, hal ini terbukti nyata bahwa kombinasi Intel & Microsoft menguasai lebih dari 89% pasar di Indonesia.

Dengan penguasaan pasar yang demikian besar memungkinkan Intel untuk mengembangkan teknologinya dengan lebih leluasa. AMD dan Via tampaknya merupakan saingan terbesar dari Intel. Akan tetapi Intel bukanlah lawan yang mudah untuk di tundukan. Tahun 1982, Intel 80286 yang dikenal sebagai 286 mulai mempertahankan sebuah tradisi untuk dapat menjalankan perangkat lunak yang di tulis untuk prosesor generasi sebelumnya. Dalam waktu 6 tahun setelah di keluarkan 286, diperkirakan ada 16 juta komputer kelas 286 di seluruh dunia.  Pada tahun 1985, dikeluarkan Intel 386 dengan 275.000 transistor memiliki kekuatan 100 kali lebih cepat daripada Intel 4004 si mikroprosesor pertama di dunia.

Di tahun 90-an, tepatnya 1993 dunia mulai di banjiri generasi prosesor kelas Pentium yang memungkinkan pemrosesan data real-time seperti suara, gambar, video secara cepat. Pentium merupakan standar bagi komputer di rumah-rumah. Di tahun 1997 Intel Pentium II dengan 7.5 juta transistor betul-betul mengubah dunia dengan kemampuan multimedia-nya. Pengguna komputer dapat dengan mudah mengirimkan gambar, suara, video melalui jaringan komputer.

Untuk pengguna biasa yang tidak membutuhkan kemampuan sekelas Pentium II, dikembangkan kelas prosesor Celeron di tahun 1999. Ditahun yang sama (1999), Pentium III dikembangkan dengan teknologi rangkaian terintegrasi yang sangat halus 0.25 mikro meter. Perkembangan terakhir kelas Pentium tampaknya mendekati titik puncaknya pada tahun 2000 dengan Pentium 4 dengan 42 juta transistor yang mempunyai kecepatan hingga 1.5 GHz, bandingkan dengan Intel 4004 yang kecepatannya hanya 108.000 Hz.

Intel di tahun 2001 mengembangkan keluarga prosesor baru kelas Itanium yang di arahkan untuk server di perusahaan. Kelas prosesor ini bekerja secara paralel untuk memenuhi kebutuhan perusahaan untuk transaksi e-commerce, database yang besar, rancang bangun menggunakan komputer dan banyak lagi.

Apa yang harus kita antisipasi dengan perkembangan prosesor yang begitu cepat? Yang sering saya lakukan adalah menunggu, dan menggunakan teknologi yang sudah berumur satu tahun atau bahkan beberapa tahun. Karena biasanya harga peralatan sudah demikian jatuh setelah berumur lebih dari satu tahun, akan tetapi kinerja-nya masih cukup lumayan untuk digunakan operasi perkantoran biasa. Semakin tua sebuah teknologi, masalah utama yang biasanya kita hadapi adalah memperoleh spare parts untuk perbaikan peralatan. Pada suatu saat masih lebih murah untuk membuang peralatan tua tersebut, dan lebih murah membeli peralatan kommputer yang agak baru.

Salah satu terobosan teknologi yang sangat membantu dalam melakukan penghematan adalah teknologi Terminal Server. Linux Terminal Server Program (LTSP) merupakan program gratisan di Internet yang memungkinkan kita menggunakan komputer 486 untuk digunakan sebagai terminal di sebuah jaringan lokal dengan kecepatan pemrosesan data yang sama dengan kecepatan server yang digunakan. Jika kita menggunakan server Pentium 4, maka kecepatan 486 menyerupai Pentium 4 tersebut. Di pasaran, teknik ini sering dikenal sebagai teknologi kloning.

Berdasarkan data IDC, perkembangan komputer di Indonesia belum terlalu menggembirakan. Di tahun 2001 tercatat total komputer di Indonesia sekitar 2.2 juta, dengan penambahan hanya sekitar 400.000 buah dari tahun 2000. Sebagian besar dari komputer ini, sekitar 1.9 juta PC, digunakan oleh dunia usaha. Pengguna di rumah hanya menggunakan sekitar 250.000 buah, sedang untuk dunia pendidikan hanya sekitar 58.000 buah. Di tahun 2001, total uang yang dibelanjakan, sekitar US$752 juta untuk membeli perangkat keras, sekitar US$ 124 juta untuk perangkat lunak, dan total nilai yang berputar untuk teknologi informasi di Indonesia pada tahun 2001 sekitar US$ 1.2 milyar. Nilai uang yang berputar di dunia komputer masih lebih kecil dengan nilai usaha dunia telekomunikasi yang sekitar US$ 2.3 milyar di tahun 2001.

Perkembangan ini akan terus menguat terutama jika dunia pendidikan di Indonesia dapat mengadopsi teknologi informasi dengan cepat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.